BREAKING NEWS

Kenakalan Remaja | Penyebab, Akibat, & Cara Mencegah

Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang melanggar nilai dan norma sosial dan mengganggu ketertiban umum. Perilaku ini dapat menimbulkan kerugian bagi diri pelaku dan masyarakat.

Pada masa remaja, emosi seseorang masih labil, belum memiliki pegangan, dan dalam proses pencarian jati diri. Itulah sebabnya kenakalan remaja merupakan suatu hal yang umum dan biasa terjadi. Seorang remaja, manusia sedang mengalami masa pembentukan kepribadian. Untuk itu perlu adanya perhatian yang lebih dari orang tua agar si anak tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan masa depannya.
Pada umumnya, kenakalan remaja memiliki dua ciri/karakteristik berikut ini;
  1. Adanya keinginan untuk melawan, seperti dalam bentuk radikalisme.
  2. Memiliki sikap apatis yang biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap kondisi masyarakat.
Bentuk kenakalan remaja, antara lain pemerasan, pencurian, penggunaan narkoba(seperti ganja dan sabu), bahkan pembunuhan.
Dalam beberapa penelitian, diperoleh kenyataan bahwa remaja yang terlibat dalam kenakalanseperti disebutkan di atas tidak hanya datang dari golongan bawah saja, tapi juga datang dari golongan mampu. Jadi kemiskinan bukan satu-satunya penyebab seorang anak terjerumus dalam tindakan menyimpang.
Faktor lain yang juga mendukung timbulnya masalah ini, misalnya adanya perkumpulan pemuda gang, serta pengaruh dari film atau bacaan dewasa. Tingkat umur para pelaku kejahatan remaja ini pun beragam, mulai dari yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Namun selain dampak negatif yang disebutkan di atas, perubahan sosial juga mendatangkan kemajuan dan modernisasi.

 

Penyebab Kenakalan Remaja




Penyebab kenakalan remaja sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor sosiologis, faktor psikologis, dan faktor biologis (Rice, 1999). Ketiga faktor ini saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga mendorong terjadinya delinkuensi.

Faktor sosiologis kenakalan remaja

Faktor Sosiologis dari kenakalan remaja merupakan faktor eksternal yang menunjang terjadinya kenakalan remaja, sehingga dapat dikatakan adanya suatu lingkungan yang delingkuen yang mempengaruhi remaja tersebut. Termasuk di dalamnya adalah latar belakang keluarga, komunitas dimana remaja berada, dan lingkungan sekolah.
Keluarga dari mana remaja berasal dapat mempengaruhi kemungkinan remaja menjadi delingkuen atau tidak, Keluarga yang kurang memiliki kohesivitas (kurang dekat hubungan antara anggota keluarga ), hubungan yang tidak harmonis dengan keluarga merupakan suatu yang prediktor akan kemungkinan timbulnya delinkuensi. Nilai-nilai yang dipegang atau dipercayai keluarga tentu saja memengaruhi nilai pada remaja itu sendiri.

Faktor psikologis kenakalan remaja

Berkaitan dengan hubungan keluarga, pengabaian emosional dari keluarga terhadap anaknya (orang tua menolak remaja secara emosional dan tidak menunjukkan kepada remaja bahwa mereka mencintai serta memperhatikan mereka) dapat memiliki hasil yang sama dengan penganiayaan fisik.
Pada keluarga remaja delinkuen, hubungan afeksi dalam keluarga tersebut merupakan suatu yang sangat berbeda dengan keluarga remaja non-delinkuen. Tampak tidak adanya keakraban antara orang tua dan anak, sikap yang kasar satu dengan yang lainnya, dan ketidakmampuan orang tua untuk menegakkan kontrol atas anak mereka tanpa menimbulkan penolakan dari anak mereka.

Faktor biologis kenakalan remaja

Apa yang dimaksud dengan faktor biologis adalah pengaruh elemen fisik dan organik dari remaja itu sendiri. Elemen fisik, organik, atau biologis ternyata dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap tindakan kenakalan remaja.
Seorang gadis berusia 15 tahun didapati tidak dapat (restless). mudah terkejut, dan tidak mampu berpikir atau bertindak rasional. Ternyata hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya insulin dalam darahnya yang menyebabkan kadar gula darahnya menjadi rendah. Dengan pengobatan dan pengaturan pola makan yang tepat, hal ini dapat diatasi.
Pada beberapa remaja delinkuen didapati adanya kekurangmatangan perkembangan pada sistem belahan depan (frontal lobe) otak yang dapat menghasilkan disfungsi neurofisiologis dan tingkah laku delikuen. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat bertingkah berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.

Akibat Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja ini dapat digolongkan menjadi berbagai tingkatan. Mulai dari sikap suka menantang orang tua, membolos sekolah, mengganggu teman, sampai kenakalan remaja yang tergolong sudah termasuk tindakan kriminal.
Di beberapa kota besar, seperti di jakarta sering terjadi kenakalan remaja yang disebut tawuran. Saat tawuran, para pelaku masih mengenakan seragam sekolah yang merupakan simbol dan jati diri bahwa mereka adalah seorang yang terpelajar, tahu sopan santun, dan telah diajari cara menghormati orang lain.
Di dalam tawuran ini, para pelaku ada yang sudah mempersiapkan senjata tajam, batu, pentungan, dan sejenisnya untuk mempersenjatai diri dengan maksud mencederai lawan, Hal ini jelas dapat membahayakan masyarakat. kenakalan remaja seperti inilah yang lebih pantas disebut tindakan kriminal.
Kenakalan remaja menimbulkan beberapa akibat, di antaranya sebagai berikut.

Menurunkan semangat belajar

Anak yang sudah biasa melakukan hal-hal yang tidak baik seperti suka membolos, suka mencuri barang milik teman, suka membohongi orang tua dan guru, biasanya sudah tidak semangat lagi dalam belajar.
Saat di rumah, ia tidak mau membaca buku pelajaran Ia lebih senang berkumpul (nongkrong) bersama teman-temannya. Saat belajar di sekolah ia sudah tidak dapat berkonsentrasi lagi terhadap pelajaran atau dnegan kata lain sudah malas berpikir.

Merasa menjadi jagoan

Pelaku kenakalan remaja sudah terbiasa melakukan hal-hal kurang baik dan ia merasa ditakuti oleh teman-temannya maka timbul perasaan bahwa dirinya adalah jagoan di lingkungannya. Ia berpendapat bahwa teman-temannya harus tunduk terhadap kemauannya.
Hal tersebut diperburuk dengan tidak adanya figur yang ditakuti atau disegani dan orang tua selalu menuruti semua kemauan anak tersebut. Bila kemauannya tidak dituruti, anak tersebut marah dan bahkan ada yang sampai merusak perabotan rumah tangga.

Berkurangnya kadar iman dan takwa

Keimanan dan ketakwaan adalah salah satu alat pengendali tingkah laku. Seorang yang imannya kuat dan selalu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan selalu berusaha berbuat baik dan menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama.
Anak yang sudah sering melakukan kenakalan remaja, ia akan cenderung mengabaikan pentingnya iman dan takwa. Misalnya sudah malas menjalankan ibadah.

Tidak patuh terhadap orang tua dan guru

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa; “Surga itu ada di telapak kaki ibu.” Artinya, kita harus selalu patuh dan taat kepada nasihat dan perintah orang tua. Tidak ada orang tua yang ingin mencelakakan anaknya dan tidak ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya ke hal-hal yang tidak baik. Bagi anak yang nakal, segala nasihat dan perintah orang tua dianggap angin lalu. Bahkan ia tidak segan-segan melawan dan menentang nasihat orang tuanya.
Secara luas, adanya kenakalan remaja dapat merugikan masa depan bangsa. Secara pribadi, kenakalan remaja sangat merugikan diri sendiri karena masa-masa sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik. Akhirnya mereka tidak memiliki bekal ilmu dan keterampilan, hanya sifat malas yang dimiliki. Mereka juga selalu menggantungkan diri kepada orang lain sehingga masa depannya menjadi suram.

Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai masyarakat. Di sisi lain tidak sedikit terjadi kemerosotan moral, seperti halnya kenakalan remaja. Setelah banyak kalangan yang merasa resah atas semakin maraknya kenakalan remaja, maka perlu adanya upaya mencegah terjadinya kenakalan remaja tersebut.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut.

Membicarakan ajaran agama yang dianut

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ilmu agama merupakan pondasi yang kuat bagi terbentuknya kepribadian seseorang. Dengan mendapat bekal ajaran agama yang cukup, seorang anak dapat memilah hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk. Akibatnya ia tidak mudah terpengaruh dengan ajakan teman untuk berbuat yang tidak baik.

Menjalin hubungan yang harmonis di dalam keluarga

Keluarga merupakan tempat yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap mentak dan budi pekerti anak. Diperlukan kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis untuk mewujudkan hal tersebut. Hal-hal yang diperlukan dilakukan di dalam keluarga agar dapat menekan kenakalan remaja adalah sebagai berikut.

Sering makan bersama anggota keluarga

Melalui kesempatan maka bersama terdapat nilai-nilai yang dibutuhkan anak. Nilai-nilai tersebut, antara lain anak merasa dekat dengan ayah dan ibu, anak merasa nyaman dan aman di bawah perlindungan orang tuanya, serta dapat diperoleh pendidikan sopan santun.

Sering berdiskusi tentang masalah yang dihadapi anak

Melalui kesempatan diskusi keluarga, maka anak dapat menyampaikan keluhan-keluhan tentang masalah yang dihadapinya. Sementara itu orang tua mengetahui apa yang dibutuhkan anaknya, sehingga ada hubungan timbal balik antara anak dan orang tuanya. Orang tua dapat memberikan nasihat serta mencarikan jalan pemecahan masalah yang dihadapi anaknya.

Menjalin Kedekatan antar anggota keluarga

Menunjukkan hubungan yang serasi antara anak dan orang tua dan antara ayah dan ibu. Dalam hal ini setiap anggota keluarga mempunyai hak untuk dikasihi dan untuk mengasihi.
Demikianlah uraian mengenai penyebab kenakalan remaja, akibat dan cara mencegah. Semoga bermanfaat.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih