Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan tahun)
yang melanggar nilai dan norma sosial dan mengganggu ketertiban umum. Perilaku
ini dapat menimbulkan kerugian bagi diri pelaku dan masyarakat.
Pada masa remaja, emosi seseorang masih
labil, belum memiliki pegangan, dan dalam proses pencarian jati diri. Itulah
sebabnya kenakalan remaja merupakan suatu hal yang umum dan biasa terjadi.
Seorang remaja, manusia sedang mengalami masa pembentukan kepribadian. Untuk
itu perlu adanya perhatian yang lebih dari orang tua agar si anak tidak
terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan masa depannya.
Pada umumnya, kenakalan remaja memiliki dua ciri/karakteristik berikut ini;
Adanya keinginan untuk melawan, seperti dalam
bentuk radikalisme.
Memiliki sikap apatis yang biasanya disertai
dengan rasa kecewa terhadap kondisi masyarakat.
Bentuk kenakalan remaja, antara lain
pemerasan, pencurian, penggunaan narkoba(seperti ganja dan sabu), bahkan
pembunuhan.
Dalam beberapa penelitian, diperoleh kenyataan bahwa remaja yang terlibat dalam
kenakalanseperti disebutkan di atas tidak hanya datang dari golongan bawah
saja, tapi juga datang dari golongan mampu. Jadi kemiskinan bukan satu-satunya
penyebab seorang anak terjerumus dalam tindakan menyimpang.
Faktor lain yang juga mendukung timbulnya
masalah ini, misalnya adanya perkumpulan pemuda gang, serta pengaruh dari film
atau bacaan dewasa. Tingkat umur para pelaku kejahatan remaja ini pun beragam,
mulai dari yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.
Namun selain dampak negatif yang disebutkan di atas, perubahan sosial juga
mendatangkan kemajuan dan modernisasi.
Penyebab Kenakalan Remaja
Penyebab kenakalan remaja sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga
faktor, yaitu faktor sosiologis, faktor psikologis, dan faktor biologis (Rice,
1999). Ketiga faktor ini saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga
mendorong terjadinya delinkuensi.
Faktor sosiologis kenakalan remaja
Faktor Sosiologis dari kenakalan remaja
merupakan faktor eksternal yang menunjang terjadinya kenakalan remaja, sehingga
dapat dikatakan adanya suatu lingkungan yang delingkuen yang mempengaruhi
remaja tersebut. Termasuk di dalamnya adalah latar belakang keluarga, komunitas
dimana remaja berada, dan lingkungan sekolah.
Keluarga dari mana
remaja berasal dapat mempengaruhi kemungkinan remaja menjadi delingkuen atau
tidak, Keluarga yang kurang memiliki kohesivitas (kurang dekat hubungan antara
anggota keluarga ), hubungan yang tidak harmonis dengan keluarga merupakan
suatu yang prediktor akan kemungkinan timbulnya delinkuensi. Nilai-nilai yang
dipegang atau dipercayai keluarga tentu saja memengaruhi nilai pada remaja itu
sendiri.
Faktor psikologis kenakalan remaja
Berkaitan dengan hubungan keluarga, pengabaian
emosional dari keluarga terhadap anaknya (orang tua menolak remaja secara
emosional dan tidak menunjukkan kepada remaja bahwa mereka mencintai serta
memperhatikan mereka) dapat memiliki hasil yang sama dengan penganiayaan fisik.
Pada keluarga remaja delinkuen, hubungan
afeksi dalam keluarga tersebut merupakan suatu yang sangat berbeda dengan
keluarga remaja non-delinkuen. Tampak tidak adanya keakraban antara orang tua
dan anak, sikap yang kasar satu dengan yang lainnya, dan ketidakmampuan orang
tua untuk menegakkan kontrol atas anak mereka tanpa menimbulkan penolakan dari
anak mereka.
Faktor biologis kenakalan remaja
Apa yang dimaksud dengan faktor biologis adalah pengaruh elemen fisik
dan organik dari remaja itu sendiri. Elemen fisik, organik, atau biologis
ternyata dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap tindakan
kenakalan remaja.
Seorang gadis berusia 15 tahun didapati tidak
dapat (restless). mudah terkejut, dan tidak mampu berpikir atau bertindak
rasional. Ternyata hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya insulin dalam
darahnya yang menyebabkan kadar gula darahnya menjadi rendah. Dengan pengobatan
dan pengaturan pola makan yang tepat, hal ini dapat diatasi.
Pada beberapa remaja delinkuen didapati
adanya kekurangmatangan perkembangan pada sistem belahan depan (frontal lobe ) otak
yang dapat menghasilkan disfungsi neurofisiologis dan tingkah laku delikuen.
Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat bertingkah berdasarkan pengetahuan yang
mereka miliki.
Akibat Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja ini dapat digolongkan menjadi berbagai tingkatan. Mulai
dari sikap suka menantang orang tua, membolos sekolah, mengganggu teman, sampai
kenakalan remaja yang tergolong sudah termasuk tindakan kriminal.
Di beberapa kota besar, seperti di jakarta sering terjadi kenakalan remaja yang
disebut tawuran. Saat tawuran, para pelaku masih mengenakan seragam sekolah
yang merupakan simbol dan jati diri bahwa mereka adalah seorang yang
terpelajar, tahu sopan santun, dan telah diajari cara menghormati orang lain.
Di dalam tawuran ini, para pelaku ada yang sudah mempersiapkan senjata
tajam, batu, pentungan, dan sejenisnya untuk mempersenjatai diri dengan maksud
mencederai lawan, Hal ini jelas dapat membahayakan masyarakat. kenakalan remaja
seperti inilah yang lebih pantas disebut tindakan kriminal.
Kenakalan remaja menimbulkan beberapa akibat,
di antaranya sebagai berikut.
Anak yang sudah biasa melakukan hal-hal yang tidak baik seperti suka
membolos, suka mencuri barang milik teman, suka membohongi orang tua dan guru,
biasanya sudah tidak semangat lagi dalam belajar.
Saat di rumah, ia tidak mau membaca buku
pelajaran Ia lebih senang berkumpul (nongkrong) bersama teman-temannya. Saat
belajar di sekolah ia sudah tidak dapat berkonsentrasi lagi terhadap pelajaran
atau dnegan kata lain sudah malas berpikir.
Merasa menjadi jagoan
Pelaku kenakalan remaja sudah terbiasa
melakukan hal-hal kurang baik dan ia merasa ditakuti oleh teman-temannya maka
timbul perasaan bahwa dirinya adalah jagoan di lingkungannya. Ia berpendapat
bahwa teman-temannya harus tunduk terhadap kemauannya.
Hal tersebut diperburuk dengan tidak adanya
figur yang ditakuti atau disegani dan orang tua selalu menuruti semua kemauan
anak tersebut. Bila kemauannya tidak dituruti, anak tersebut marah dan bahkan
ada yang sampai merusak perabotan rumah tangga.
Berkurangnya kadar iman dan takwa
Keimanan dan ketakwaan adalah salah satu alat
pengendali tingkah laku. Seorang yang imannya kuat dan selalu bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa akan selalu berusaha berbuat baik dan menghindari perbuatan
yang dilarang oleh agama.
Anak yang sudah sering melakukan kenakalan
remaja, ia akan cenderung mengabaikan pentingnya iman dan takwa. Misalnya sudah
malas menjalankan ibadah.
Tidak patuh terhadap orang tua dan guru
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa; “Surga itu ada di telapak kaki
ibu. ” Artinya, kita harus selalu patuh dan taat kepada nasihat dan
perintah orang tua. Tidak ada orang tua yang ingin mencelakakan anaknya dan
tidak ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya ke hal-hal yang tidak baik.
Bagi anak yang nakal, segala nasihat dan perintah orang tua dianggap angin
lalu. Bahkan ia tidak segan-segan melawan dan menentang nasihat orang tuanya.
Secara luas, adanya kenakalan remaja dapat
merugikan masa depan bangsa. Secara pribadi, kenakalan remaja sangat merugikan
diri sendiri karena masa-masa sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik. Akhirnya
mereka tidak memiliki bekal ilmu dan keterampilan, hanya sifat malas yang
dimiliki. Mereka juga selalu menggantungkan diri kepada orang lain sehingga
masa depannya menjadi suram.
Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja
Seiring
dengan perkembangan zaman, banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai masyarakat. Di
sisi lain tidak sedikit terjadi kemerosotan moral, seperti halnya kenakalan
remaja. Setelah banyak kalangan yang merasa resah atas semakin maraknya
kenakalan remaja, maka perlu adanya upaya mencegah terjadinya kenakalan remaja
tersebut.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut.
Membicarakan ajaran agama yang dianut
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ilmu agama
merupakan pondasi yang kuat bagi terbentuknya kepribadian seseorang. Dengan
mendapat bekal ajaran agama yang cukup, seorang anak dapat memilah hal-hal yang
baik dan hal-hal yang buruk. Akibatnya ia tidak mudah terpengaruh dengan ajakan
teman untuk berbuat yang tidak baik.
Menjalin hubungan yang harmonis
di dalam keluarga
Keluarga
merupakan tempat yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap mentak dan
budi pekerti anak. Diperlukan kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis untuk
mewujudkan hal tersebut. Hal-hal yang diperlukan dilakukan di dalam keluarga
agar dapat menekan kenakalan remaja adalah sebagai berikut.
Sering makan bersama anggota keluarga
Melalui kesempatan maka bersama terdapat
nilai-nilai yang dibutuhkan anak. Nilai-nilai tersebut, antara lain anak merasa
dekat dengan ayah dan ibu, anak merasa nyaman dan aman di bawah perlindungan
orang tuanya, serta dapat diperoleh pendidikan sopan santun.
Sering berdiskusi tentang
masalah yang dihadapi anak
Melalui kesempatan diskusi keluarga, maka
anak dapat menyampaikan keluhan-keluhan tentang masalah yang dihadapinya.
Sementara itu orang tua mengetahui apa yang dibutuhkan anaknya, sehingga ada
hubungan timbal balik antara anak dan orang tuanya. Orang tua dapat memberikan
nasihat serta mencarikan jalan pemecahan masalah yang dihadapi anaknya.
Menjalin Kedekatan antar anggota keluarga
Menunjukkan hubungan yang serasi antara anak
dan orang tua dan antara ayah dan ibu. Dalam hal ini setiap anggota keluarga
mempunyai hak untuk dikasihi dan untuk mengasihi.
Demikianlah uraian mengenai penyebab kenakalan remaja , akibat dan cara
mencegah. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar