BREAKING NEWS

KEMUNGKARAN SYI'AH DIHARI AS SYURO



#منكرات الشيعة يوم عاشوراء
Kemungkaran Syi'ah Di Hari Asyura
 (10 Al-Muharram).

Para pembaca rahimakumullah,  sebagai seorang muslim tentu kita juga sangat bersedih dengan peristiwa tragis nan menyayat hati yang menimpa cucu Rasulullah ﷺ itu.

Namun, Islam melarang pemeluknya yang tertimpa musibah untuk berucap atau berbuat sesuatu yang menunjukkan ketidak-ridhaan kepada keputusan Allah subhanahu wa ta’ala, seperti merobek baju, menampar pipi, menjambak rambut, menangis histeris, apalagi menyayat kepala dan dahi seperti yang dilakukan sebagian orang-orang syi’ah.


As Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menyebutkan bahwa apa yang dilakukan syi’ah adalah “bid’ah menjijikkan”, sebagiannya terkandung padanya kesyirikan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah ﷺ.

Bahkan anggapan mereka bahwa bayi yang lahir pada bulan Muharram akan memiliki perangai yang buruk itu adalah thiyarah yang termasuk bentuk kesyirikan seperti hadits Nabi ﷺ: “Thiyarah adalah kesyirikan” (HR. Abu Dawud dan An Nasa’i).

Ibnu Taimiyah menyebutkan hal yang senada dalam Majmu’ Fatawa Li Ibni Taymiyah (25/307) dan al Fatawa al Kubra (2/299) : bahwa hal tersebut adalah syiar (ciri/simbol) kaum jahiliyah.

Rasulullah ﷺ  bersabda:
عن ابن مسعودرضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ( ليس منا من لطم الخدود وشق الجيوب ودعا بدعوى الجاهلية).
”Bukan dari golongan kami barang siapa yang menampar pipi, merobek baju, atau meratap dengan ratapan jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abdullah bin Mas’ud )

Lebih dari itu, bagi wanita yang meratapi mayit dan meninggal dalam keadaan belum bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan pakaian dari tembaga yang meleleh, sebagaimana dijelaskan Rasulullah ﷺ dalam haditsnya yang diriwayatkan Al-Imam Muslim dari Abu Malik Al-Asy’ari.

Terlebih, dalam hal ini mereka menghidupkan kembali kedukaan yang telah lama berlalu. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan dalam Minhajus Sunnah:

“Menghidupkan kembali kedukaan dan ratapan tangis untuk musibah yang telah lama berlalu termasuk hal yang besar keharamannya di sisi Allah subhanahu wa ta’aladan Rasul-Nya”.

Drama berkabung mereka dengan menampilkan kaum laki-laki yang menyerupai wanita itu adalah suatu yang diharamkan sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ ) رواه أبو داود(4098).
 “Rasulullah ﷺ melaknat lelaki yang berpakaian seperti model pakaian wanita dan (melaknat) wanita yang berpakaian seperti lelaki.” (HR. Abu Dawud no. 4098, Ahmad 2/325)

Begitu juga terkait dengan makanan-makanan yang disuguhkan pada acara tersebut yang sengaja dibuat tidak enak, ini merupakan tindakan yang sia-sia belaka dan tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ ketika meninggal orang-orang besar di sisi beliau seperti Hamzah bin Abdil Muthalib radhiyallahu anhu atau yang lainnya.

Adapun istigasah yang mereka lakukaan hari itu, dengan berdo’a kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala, menganggap imam-imam mereka mengetahui perkara gaib, tanpa diragukan lagi bahwasanya hal itu adalah syirik besar berdasarkan kesepakatan ulama’ yang dinukilkan oleh syaikh Bin Baz rahimahullah.

Sungguh aneh apa yang mereka lakukan itu, begitu berkabungnya mereka atas terbunuhnya Husain bin Ali radhiyallahu anhu sehingga melakukan hal-hal yang sangat berlebihan itu bahkan beberapanya sampai pada kesyirikan.

Padahal kita tahu telah terbunuh juga seseorang yang lebih utama dari Husain, yaitu ayahnya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu dan sebelumnya juga telah terbunuh Umar bin al Khattab dan Utsman bin Affan radhiyallahu anhuma, akan tetapi syi’ah tidak menjadikan waktu terbunuhnya Ali, Utsman dan Umar radhiyallahu anhum sebagai hari berkabung. Tidaklah ini menunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah hiasan tipu daya setan kepada mereka untuk menampakkan permusuhan dan kebencian terhadap kaum muslimin.

Maka sekarang kita telah mengetahui bahwa apa yang dilakukan orang-orang syi’ah tersebut bukan hanya tidak ada dasarnya dalam Islam, bahkan ia bertolak belakang dengan ajaran Islam.

Para pembaca yang budiman, peringatan 10 Muharram oleh orang-orang syi’ah, untuk mengenang terbunuhnya sahabat Husein radhiyallahu anhu tidak hanya diadakan di Iran saja, tetapi juga di negara-negara lainnya, seperti India, Pakistan, Lebanon, dan juga Indonesia, hanya saja tata caranya berbeda.

Bagaimanapun tata caranya, tetap saja rutinitas tersebut merupakan perkara bid’ah yang tidak pernah ada contohnya dari Nabi ﷺ dan para sahabatnya. Karena tujuan mereka melakukan hal itu untuk menarik dan memikat hati kaum muslimin agar tertarik dan membela aqidah sesat mereka.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih