BREAKING NEWS

AL-KABAIR (1) : PAMER DI MEDSOS

cekrek...cekrek...upload “waaaah mantul banget Sop Durian tadi, besok lagi ah” (ngiler gw)

“wah gw tadi waktu kajian sempet salam sama ustadz fulan lhoo, tangannya lembut” (diciumin gax tangannya)

“asiiiiik, besok minggu depan q diajak ke Dufan sama pacar” (whaaaaaaat,,,,, pacar ?-husnudzon aja udah merid)

Cekrek cekrek “lagi jenguk orang sakit nih, semoga cepet sembuh yaa” (elaaaah, lu mw jenguk apa eksis ?)

“alhamdulillah, bisa makan direstoran bareng calon suami” (asyiyaaaaaap…. Calon suami ???)

“Sebelum makan foto dulu ah, update story” cekrek…cekrek 

Seperti inilah realita zaman sekarang, orang berlomba-lomba untuk memposting dan update di medsos apa yang dia lakukan mulai dari hal yang besar sampai hal terkecil yg ia lakukan di hari itu, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kebiasaan seperti ini sudah mewabah di masyarakat kita baik yang ekonomi kebawah maupun keatas. 
 
Lantas apa hukum dari orang yang suka memamerkan kekayaan, kemewahan, kemesraan dengan pasangan di medsos ? 
  
1. Mendapat celaan dari Allah karena kesombongannya 
Jika tujuan mereka untuk berbangga dengan dunia maka Allah telah mencela hal tersebut, Allah berfirman, 

وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ 

"Mereka bersikap bangga terhadap kehidupan dunia. Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. ar-Ra’du: 26). 

Dalam tafsir as-Sa’di dinyatakan,

أي: لا تفرح بهذه الدنيا العظيمة، وتفتخر بها، وتلهيك عن الآخرة، فإن اللّه لا يحب الفرحين بها 

Artinya, janganlah kamu merasa sombong dengan duniamu yang banyak, bangga dengannya, sementara itu melalaikanmu dari akhirat. Karena Allah tidak menyukai orang yang bangga dengan dunia. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 623). 
2. Menyelisihi perintah Rosulullah 

. وعن أَبي ذر ، قَالَ : قَالَ رَسُول ال r : (( يَا أَبَا ذَرٍّ ، إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً ، فَأكثِرْ مَاءهَا ، وَتَعَاهَدْ جيرَانَكَ )) رواه مسلم. 

وفي رواية لَهُ عن أَبي ذر ، قَالَ : إنّ خليلي أوْصَاني : (( إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَاً فَأكْثِرْ مَاءها ، ثُمَّ انْظُرْ أهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ ، فَأصِبْهُمْ مِنْهَا بِمعرُوف 

Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR Muslim)Dan juga dalam riwayat Muslim, dari Abu Dzar, dia berkata: “Sesungguhnya kekasihku berpesan kepadaku: ‘Jika engkau memasak masakan berkuah, perbanyaklah kuahnya, kemudian lihatlah anggota keluarga dari tetanggamu, maka berikanlah kepada mereka dengan baik.’ 

Dari hadits diatas jelas, bahwa Rosulullah menganjurkan untuk berbagi lho, bukan untuk pamer di medsos, upload foto makanan, bahkan struk pembeliannya juga difoto. Na’udzubillah min dzalik. 
3. Dapat menimbulkan sifat hasad, iri, dengki dari orang yang melihatnya. 
Hasad adalah merasa tidak suka dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain, dan apabila ia menginginkan kenikmatan itu hilang dari pemiliknya, maka menjadi sebuah kedzoliman. 

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya hasad adalah di antara penyakit hati. Inilah penyakit kebanyakan manusia. Tidak ada yang bisa lepas darinya kecuali sedikit sekali. Oleh karena itu ada yang mengatakan,

“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad.
Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia akan menyembunyikannya.” (Majmu’ Al Fatawa 10/124-125, Ibnu Taimiyah, Majma’ Al-Malik Fahd, Madinah, 1416 H, Asy-Syamilah) 

Dari ‘Amru bin Qais, ia berkata:
“Dahulu mereka (para salaf) membenci jika ada seseorang memberikan sesuatu kepada anaknya, lalu ia membawanya keluar sehingga dilihat orang-orang miskin lalu ia menangis kepada keluarganya, dan dilihat oleh anak yatim lalu ia menangis kepada keluarganya” (HR. Ibnu Abi Syaibah) 
4. Menjadi penyebab penyakit ‘Ain 
Penyakit ‘ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.  

Ibnul Atsir rahimahullah berkata 

ﻳﻘﺎﻝ: ﺃﺻَﺎﺑَﺖ ﻓُﻼﻧﺎً ﻋﻴْﻦٌ ﺇﺫﺍ ﻧَﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻋَﺪُﻭّ ﺃﻭ ﺣَﺴُﻮﺩ ﻓﺄﺛَّﺮﺕْ ﻓﻴﻪ ﻓﻤَﺮِﺽ ﺑِﺴَﺒﺒﻬﺎ 

“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit” (An-Nihayah 3/332) 

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, 

ﻭﻧﻔﺲ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺗﺄﺛﻴﺮﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻋﻤﻰ ﻓﻴﻮﺻﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻓﺘﺆﺛﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺋﻨﻴﻦ ﻳﺆﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺔ 

”Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung” (Zadul Ma’ad 4/149) 

Jadi, masihkah anda memposting kemegahan dan kenikmatan yang anda miliki ??
Ingat “HIDUP itu MURAH yang MAHAL PAMERNYA” 

Penulis : Admin 

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih