BREAKING NEWS

AL-KABAIR (2) : 1 NYAWA MUSLIM LEBIH BERHARGA DARIPADA DUNIA

  Sudan adalah hewan badak putih jantan bercula satu yang kematiannya di tangisi dan di sayangkan oleh berjuta juta manusia, sedangkan harimau Sumatra satwa yang di lindungi hak hak dan di lestarikan keberadaannya, dan masih banyak hewan hewan yang hampir punah yang di lindungi bahkan terkadang dengan mempertaruhkan nyawa manusia itu sendiri. Tapi ada yang lebih miris lagi dari perkara diatas, tatkala seseorang berani membunuh seorang muslim akan tetapi organisasi yang mengusung kata “HAM” hanya diam seribu Bahasa. 

  Apakah nyawa binatang lebih mulia dari pada nyawa seorang muslim?, atau apakah muslim harus menjadi mahluk yang “hampir punah” agar bisa di lindungi hak haknya?.

  Pernahkah kita membayangkan ada satu tindakan yang mana tindakan ini di ganjar dengan neraka jahannam lalu kekal di dalamnya dan di laknat serta di benci oleh Allah ta`ala dan di siapkan baginya azab yang sangat pedih. Dan bahkan sampai di umpamakan dalam Al quran bahwasannya  barang siapa melakukan perbuatan keji itu maka seakan akan ia telah memusnahkan semua manusia,!

  • BACA : AL-KABAIR (2) : BUNUH DIRI

  Dalam Al Quran dikatakan bahwasannya: 

“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu. sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (QS. al-Maa’idah : 32)

  Dan sebelum itu, Allah ta`ala telah berfirman dalam surat yang lain: 

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

"Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An Nisa: 93)

  Dosa membunuh seorang muslim dengan sengaja tanpa hak, bukanlah sebuah dosa yang ringan, apapun cara yang dilakukannya. Beratnya ancaman yang Alloh janjikan bagi pelakunya merupakan bukti besarnya dosa perbuatan ini.


  Nabi Muhammad Shallallahu "alaihi wasallam pernah bersabda:

“Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syirik kepada Allâh, sihir, membunuh jiwa yang Allâh haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. [HR al-Bukhâri, no. 2615, 6465; Muslim, no. 89].

  Demikianlah, syariat Islam yang mulia telah memperingatkan manusia untuk menjaga nyawa, kehormatan dan darah manusia. Salah satu cabang keimanan sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah dengan menyingkirkan gangguan dari jalan. 

  Menyingkirkan gangguan dari jalan akan menjadikan orang-orang dapat melewati jalan tersebut dengan aman. Jika perbuatan seperti ini merupakan cabang keimanan, maka dapatlah kita bandingkan dengan orang-orang yang mencelakakan  umat muslim,  sudah barang tentu hal tersebut merupakan cabang kekufuran. 


  Oleh karenanya sudah selayaknya bagi kita ummat muslim agar menjaga hak hak saudara muslim kita yang lainnya, begitu banyak dalil-dalil yang termaktub dalam kitab suci alquran tentang ancaman bagi orang yang membunuh dan begitpula hadits hadits yang melarang kita berbuat dzalim sesama manusia dan tidak ada kedzaliman yang lebih besar setelah syirik melainkan membunuh seorang muslim.

  Kita berlindung kepada Allah dari perbuatan keji yang tidak di ridhoiNya dan selalu senantiasa meminta petunjuk kepadaNya agar di berikan jalan yang istiqomah dalam menjalankan ajaran ajaran rasulNya, amin ya mujibbassaailiin.

Penulis : Fiqhul Wadih, BA


Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih