BREAKING NEWS

PENDIDIKAN AGAMA DIHAPUS ?? ITU MENYELISIHI UUD 45

Jakarta – Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menolak tegas ide menghapus pendidikan agama di sekolah. Menurut Jazuli, ide tersebut bagian upaya sekularisasi yang bertentangan dengan Pancasila.

“Ini ide sekularisasi yang menjauhkan generasi bangsa dari nilai-nilai agama. Ide atau wacana ini bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan tujuan pendidikan nasional yang sangat menekankan nilai-nilai pendidikan agama di sekolah. Kami menolak tegas wacana ini,” tegas Jazuli. (05/07/2019).
Jazuli menyayangkan wacana ini muncul seiring dengan konsentrasi kita bersama untuk memperkuat dan mengefektifkan materi/muatan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Sehingga mampu membentuk siswa didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sebagaimana amanat Pasal 31 UUD 1945 dan UU Sisdiknas.

Jazuli memberi contoh Lima Amanat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada Jokowi-Ma’ruf Amin misalnya, berisi harapan untuk lebih memperhatikan pendidikan pesantren sebagai upaya menguatkan pendidikan karakter.
Selain itu, amanat PBNU jelas menegaskan pentingnya pendidikan agama, dalam hal ini pendidikan agama Islam dengan memperbaiki kurikulum yang menekankan peningkatan akhlakul karimah dengan menonjolkan keteladanan Nabi Muhammad Shalallahu "alaihi wasallam. Bukan malah menghapusnya dari sekolah.

“Kami di DPR juga sangat konsen dengan penguatan pendidikan agama di sekolah melalui penyusunan RUU Pesantren dan Pendidikan Agama. RUU ini digagas dan ditunggu berbagai ormas keagamaan karena muatannya yang positif dan konstruktif,” paparnya.

“Lalu muncul wacana menghapus pendidikan agama di sekolah, ini kan bertolak belakang dengan semangat kebangsaan kita,” sambung politisi asal Banten ini.
Wacana penghapusan pelajaran agama di sekolah dilontarkan oleh Praktisi Pendidikan Setyono Djuandi Darmono. Menurutnya, agama cukup diajarkan orangtua masing-masing atau lewat guru agama di luar sekolah.


“Mengapa agama sering menjadi alat politik? Karena agama dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Di sekolah, siswa dibedakan ketika menerima mata pelajaran (mapel) agama. Akhirnya mereka merasa kalau mereka itu berbeda,” kata Darmono usai bedah bukunya yang ke-6 berjudul Bringing Civilizations Together di Jakarta, Kamis (4/7).

Ia menilai, hal itu tanpa disadari sekolah sudah menciptakan perpecahan di kalangan siswa. Mestinya, siswa-siswa itu tidak perlu dipisah dan itu bisa dilakukan kalau mapel agama ditiadakan.

Sumber : Kiblat

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih