BREAKING NEWS

AL-KABAIR (4) : YANG PENTING SHALAT !

   Oleh : Imran Bukhari Ibrahim, Lc

  Seorang anak laki-laki mengeluhkan bajunya yang sobek dibagian bahu kepada ayahnya, ayahnya lalu menimpali “yang penting masih bisa dipakai nak!, dari pada tidak pakai baju ?!", dilain kesempatan seorang istri mengeluhkan suaminya yang suka makan disembarang tempat, ketika diingatkan suaminya malah menjawab “yang penting enak dan mengenyangkan”, kedua kisah ini adalah ilustrasi dan nuansa hidup yang terkadang kita dapati dalam kehidupan kita, dimana jawaban “yang penting…” terkadang menjadi ungkapan kepasrahan dalam menghadapi sesuatu, kisah pertama tentang kepasrahan seorang ayah yang tidak mampu membeli baju baru untuk anaknya, kisah kedua menunjukkan kepasrahan seorang suami kepada keinginan perutnya, padahal jika bersungguh-sungguh dan mau berusaha suatu saat nanti mereka tidak akan terjebak lagi dalam keadaan tersebut, suatu saat sang ayah akan mampu membeli baju baru untuk anaknya, dan sang suami akan lebih behati-hati dalam memilih makanan.  


  Yang penting shalat!!! Ungkapan ini terkadang melintas ditelinga kita, yang sebenarnya juga ungkapan kepasrahaan, kepasrahan karena Shalat menjadi beban, mengerjakan shalat tidak lebih sekedar pelepas kewajiban, gerakan-gerakan shalat menjadi pengisi waktu agar dikatakan muslim, Alhamdulillah ala kulli hal, sangat bersyukur karena mau shalat.

  Sudah berapa tahun kita shalat? bagaimana kualitas shalat yang telah dikerjakan tersebut? Apakah sudah sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apakah sudah menjadi solusi dari setiap masalah yang dihadapi, apakah sudah menjadi penyejuk mata sebagaimana yang dikatakan oleh baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Sederet pertanyaan yang menjadi bahan muhasabah untuk kita.

    Ketika sebuah perusahaan membuka lowongan kerja, mereka akan membuat persyaratan-persyaratan bagi calon pegawai yang akan mengabdi diperusahaan tersebut, syarat dan kriteria yang dibuat sesuai dengan standar yang mereka inginkan, tidak sampai disitu, ternyata para pelamar dan peminat kerja yang telah memenuhi persyaratan pun tidak langsung diterima begitu saja, mereka akan melalui berbagai ujian dan tes, persaingan semakin ketat, satu demi satu para pendaftar berguguran, sampai akhirnya hanya tersisa mereka yang benar-benar dianggap pantas oleh perusahaan, singkatnya yang diterima adalah mereka yang memenuhi persyaratan dan lulus ujian.


  Kalau boleh menganalogikan, Shalat adalah ibadah yang paling istimewa setelah Syahadat, tidak semua orang bebas melakukan shalat sesuka hati, ada syarat dan aturan yang harus dipenuhi, dan tidak semua yang memenuhi syarat lantas shalatnya diterima, ada rukun-rukun shalat yang harus dikerjakan, harus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. 

  Alhamdulillah seharusnya kita banyak bersyukur, dari sekitar 7 miliar manusia saat ini, kita terpilih menjadi seorang muslim, baligh dan berakal dan ini berarti kita telah mengantongi beberapa syarat untuk meraih keistimewaan shalat, semoga Allah mengampuni kita yang kadang tidak adil dengan diri kita sendiri, untuk menjadi seorang pegawai disebuah perusahaan dengan gaji terbatas banyak orang yang berjuang mati-matian dan jatuh bangun untuk mendapatkannya, tetapi giliran urusan akhirat yang kekal selama-lamanya kita malah setengah hati, beruntunglah kita memiliki Rabb Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :  "إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا"

dari 'Ammar bin Yasir dia berkata; “saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang telah mengerjakan shalat, namun tidak tercatat pahala shalat baginya kecuali sepersepuluh (dari) shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepetujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja.” H.R.Abu Daud : 675, dihasankan oleh Al-Albani

  Shalat begitu istimewa dihadapan Allah Azza wa Jalla, sebagian Ulama menyebutkan diantara hikmah Allah Ta’ala menetapkan jumlah shalat untuk pertama kalinya sebanyak 50 raka’at dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, menunjukkan bahwa Allah Ta’ala menyukai shalat hamba-Nya, Allah Ta’ala senang ketika seorang hamba berlama-lama dalam shalatnya, tetapi Allah Ta’ala Maha Tahu bahwa ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak semuanya bisa melakukan itu, sangat sedikit diantara mereka yang betah berlama-lama dalam shalatnya.


   Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapat keistimewaan bisa berdialog langsung dengan Allah Azza wa Jalla, dan shalat merupakan hadiah terbesar yang Rasulullah dapatkan dari peristiwa penting tersebut, bagaimana tidak; bukankah ketika Shalat seorang hamba menghadap Rabbnya, bukankah sujud dalam shalat adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Rabbnya? Maka adakah keistimewaan yang lebih besar dari keistimewaan seorang hamba berdiri dan bermunajat dihadapan Rabb Pencipta Alam semesta, Yang berkuasa menghidupkan dan mematikan, Yang mengatur kehidupan semua makhluk-Nya, Sang Pemilik nikmat abadi nan kekal yang bernama surga? 
  • Jika anda adalah orang yang hidupnya serba susah maka shalat adalah tempat mencurahkan semua keluh kesah, 
  • jika anda termasuk orang yang berkecukupan maka shalat adalah bukti syukur dan tempat meminta agar kecukupan tersebut membantu anda dalam keta’atan, 
  • jika sedang sakit maka shalat adalah tempat anda untuk lebih dekat kepada Allah Maha Penyembuh dan mohonlah kepada-Nya kesembuhan, 
BACA JUGA : MENGAPA HISBAH ITU PENTING ?


jadikanlah shalat penyejuk mata dan sandaran hidup sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "yang aku sukai dari dunia adalah wanita dan minyak wangi, dan dijadikan penyejuk mataku ada dalam shalat." H.R.Ahmad : 11845

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يَا بِلَالُ أَقِمْ الصَّلَاةَ أَرِحْنَا بِهَا"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Bilal, dirikanlah shalat, istirahatkanlah kami dengannya."
H.R.Abu Daud : 4333, dishahihkan oleh Al-Albani

  Shalat adalah tiang agama, agama tidak akan tegak tanpa tiang, islam akan rapuh tanpa shalat, keislaman seseorang sangat bergantung pada sejauh mana ia memperhatikan shalatnya, tidak ada kebaikan bagi muslim yang tidak menjaga shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : "إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ"

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata; “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "sesungguhnya yang pertama kali dihisab atas amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dan tidak beruntung”.
H.R. At-Tirmidzi : 378, dan dishahihkan oleh Al-Albani

  Shalat bukan sekedar kewajiban, shalat adalah kebutuhan, kita butuh Allah Ta’ala, kita bukan apa-apa tanpa Allah, mari kita benahi shalat, maka hidup kita akan lebih baik, mari jadikan shalat sebagai kebutuhan bukan sekedar ditunaikan untuk lepas dari kewajiban. Jadi SHOLAT ITU PENTING, BUKAN YANG PENTING SHOLAT.

Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala Alihi wa Sallam


Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih