BREAKING NEWS

INILAH SEHARUSNYA ADAB KITA TERHADAP ROSULULLAH

Islam adalah agama yang paling sempurna, karena segala sesuatu dalam Islam telah diatur dengan sedemikian rupa. Tak ada yang terlewat dari syariat ini. Selain itu, Islam juga mengedepankan akhlak sebagai jalan terbaik berinteraksi dengan orang lain. Dalam Islam juga adab dan akhlak selalu dikedepankan dibandingkan dengan yang lainnya.

Sebagai orang Islam, tentunya kita semua harus mengedepankan akhlak yang baik di manapun dan kapanpun kita berada. Serta menyikapi segala sesuatu yang terjadi dengan apa yang telah diajarkan oleh utusan Allah pada ummat ini, Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam merupakan pribadi yang penuh kejujuran sehingga bergelar "Al Amiin" Jasa beliau saat mempersatukan kabilah-kabilah Quraisy yang berseteru saat renovasi kakbah sangatlah besar, sehingga dikenang oleh para penduduk makkah sebagai Muhammad yang terpercaya. 

Oleh sebab itulah Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam  adalah panutan dan suri tauladan bagi kita semua sebagai umatnya. Allah telah mengutus Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam  tak hanya untuk menerangkan perihal agama ini kepada kita semua. Namun lebih dari itu, Rasulullah diutus oleh Allah kepada kita untuk menjadi teladan dan menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik. 


Dalam Al Qur'an, Allah memuji perihal Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam yang menjadi teladan baik bagi kita semua. 
Allah berfirman tentang hal tersebut, 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


“Sesungguhnya pada diri Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam  ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Dari ayat ini kita bisa mengambil pelajaran bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam adalah teladan terbaik. Di dalam diri Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam berhimpun sifat-sifat mulia yang tak dimiliki oleh orang lain. Sehingga sangat layak untuk dijadikan cerminan kehidupan. 

Dalam ayat tersebut juga Allah secara tidak langsung memerintahkan kita untuk meneladani sifat-sifat dan akhlak Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam yang mulia, agar selalu terlimpahkan atas diri kita kebaikan dan kita menjadi insan yang senantiasa memperbaiki diri. 

Suatu ketika, Aisyah; Istri Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah, maka beliau menjawab bahwa akhlak Rasulullah adalah Al Qur'an. 
Bayangkan, Sahabat. Akhlak Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam adalah Al Qur'an, cerminan dari pelaksanaan apa yang ada di dalam kitab suci Al Qur'an. Tak diragukan lagi, bahwasanya kita semua diperintahkan untuk menjalankan segala sesuatu yang Allah peeintahkan dalam kitab kita tersebut.

Namun, sangat disayangkan, ketika kita mendengar bahkan melihat ada orang-orang yang tak menghormatinya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam sebagaimana mestinya, bahkan beberapa orang memperolok suri tauladan kita ini. Ada yang mengatakan bahwa ada orang yang lebih mulia dari Rasulullah, padahal kita ketahui bahwa manusia terbaik di sisi Allah adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Ada juga orang-orang yang menyamakan masa kecil Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam seperti masa kecil kita orang-orang biasa yang punya banyak kesalahan. Padahal, Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam adalah pribadi yang setiap perilakunya selalu dijaga oleh Allah. Jikalau beliau melakukan kesalahan, maka oleh Allah akan langsung ditegur bahkan diturunkan ayat mengenai hal tersebut. 

Tidak takutkah orang-orang tersebut dengan apa yang Allah peringatkan dalam dua buah ayat di Al Qur'an, 

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman."  [At Taubah : 65-66].

Ayat ini adalah peringatan bahwasanya bersenda gurau dengan menggunakan nama Allah, ayat-ayat Al Quran, dan perihal Rasulullah sangatlah dilarang. Bahkan, hal tersebut bisa menyebabkan pelakunya jatuh pada kekufuran. Hal ini sangatlah menakutkan, karena kekufuran akan mengeluarkan pelakunya dari agama. Dan kekufuran juga menghapuskan semua amal sholih yang telah dilakukan. Maka hal ini meeupakan sesuatu yang harus kita hindari sebisa mungkin. 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar bahwasanya ia berkata, "Pada suatu hari dalam Perang Tabuk seseorang berkata dalam suatu majelis, “Kami tidak pernah melihat seperti para penghafal al-Qur'an itu. Belum pernah ada orang yang lebih rakus, lebih berdusta, dan lebih pengecut dalam pertempuran melebihi mereka!” Mendengar itu, seseorang langsung berkata, “Kamu bohong! Kamu munafik! Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah!” Lalu ia pun menyampaikan hal itu kepada beliau, dan ayat al-Qur'an pun turun. Ibnu Umar berkata, “Aku lihat ia memegangi tali kekang unta Rasulullah, sementara batu-batu menyambitinya, dan ia berkata, “Wahai Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”, Rasulullah berkata, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selaku berolok-olok?"
Lalu turunlah ayat tersebut. 

Syaikh Abdurrahman Nashir Assa'di saat menjelaskan ayat ini mengatakan, :
"Sesungguhnya mencela Allah, ayat-ayat-Nya, Rasul-Nya adalah sebuah kekafiran yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Karena pada dasarnya, agama dibangun atas pengagungan terhadap Allah, agama, dan Rasul-Nya." 
(Taisiirul Kariimirrohman fi tafsiiri kalaamil mannan, hal 456)

Banyak orang zaman sekarang menjadikan apa yang ada dalam agama sebagai candaan. Menurut mereka, sebuah pengajian yang tidak lucu kuranglah menarik. Namun, mereka berlebihan sehingga menjadikan sesuatu yang seharusnya dihormati malah menjadi bahan bercandaan. 

Ini juga seharusnya menjadi bahan renungan bagi kita semua, "Sudahkah kita menempatkan kedudukan Rasulullah sebagaimana mestinya?" Apakah kecintaan kita terhadap Rasulullah sudah terbukti? Ataukah kita hanya mengaku-ngaku secara sepihak bahwasanya kita mencintai Rasulullah? 

Apa saja adab yang harus kita lakukan terhadap Rasulullah? 

Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazaairi menukiskan dalam kitabnya : "Minhajul Mislim" bahwa hendaknya adab kita terhadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mentaatinya, mengutamakan kecintaan kepadanya, membenarkan semua yang datang darinya, menghidupkan sunnahnya dan lain sebagainya." (Minhajul Muslim, halaman 66)

Maka, marilah kita mencintai Rasulullah dan jangan sampai mencela beliau atau merendahkannya dengan alasan apapun. 

Referensi: 
1. Taisiirul Kariimirrohman fi tafsiiri kalaamil mannan, Syaikh Abdurrahman Nashir Assa'di
2. Tafsir Al Qur'anul Adzim, Abul Fidaa' Ismail Ibnu Katsir
3.  Minhajul Muslim, Syaikh Abu bakarJabir Al Jazaairi


Penulis: Ahmad Yusuf Abdurrohman 
            (Mahasiswa LIPIA Jakarta)

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih