BREAKING NEWS

Tiada Panggilan Seindah Panggilan Sholat Berjamaah

Tiada Panggilan Seindah Panggilan Sholat Berjamaah
***
Sholat merupakan salah satu dari rukun Islam. Maka dari itu, islam sangat memperhatikan perihal sholat. Terutama sholat fardhu, yang merupakan amalan yang paling utama. Bahkan, sholat juga merupakan tiang agama. Maka, seseorang yang menegakkan sholat, dia telah mendirikan tiang agamanya. Sebaliknya, jika dia meninggalkan sholat, maka dia telah merobohkan tiang agamanya.

Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwasanya sholat merupakan inti pokok dari segala perkara.



Dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Sholat fardhu lima waktu merupakan perkara yang wajib bagi setiap muslim tanpa terkecuali. Hal ini sudah dijelaskan dalam banyak ayat dan hadits. Dan bagi yang meniinggalkan sholat, Allah dengan tegas mengancamnya dengan siksaan yang pedih.

Dalam menjalankan sholat, kita diperintahkan untuk berjamaah. Terutama bagi seorang laki-laki. Seorang laki-laki diperintahkan untuk sholat berjamaah di masjid.

Sholat di masjid ini memiliki banyak sekali keutamaan. Selain karena di masjid kita sholat berjamaah dan akan mendapatkan pahala 27 derajat lebih banyak dibandingkan dengan sholat sendirian sholat berjamaah di masjid punya pahalanya sendiri. Apalagi kalau kita mendapatkan shaf pertama.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)

BACA JUGA : DISINILAH CHALLENGE-NYA, KETIKA PANGGILAN ALLAH DATANG


Dalam hadits tersebut bahkan disebutkan bahwasanya jikalau shaf pertama tak dapat diperoleh kecuali dengan undian, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwa orang-orang tersebut akan rela untuk berundi agar mendapatkannya.

Suatu ketika, ada seorang sahabat nabi yang buta datang kepada. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam untuk meminta keringanan dalam menghadiri sholat berjamaah di masjid. Namun akhirnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam tetap memerintahkannya untuk menghadiri sholat berjamaah di masjid.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kedatangan seorang lelaki yang buta. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki seorang penuntun yang menuntunku ke masjid.’ Maka ia meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberinya keringanan sehingga dapat shalat di rumahnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya keringanan tersebut. Namun ketika orang itu berbalik, beliau memanggilnya, lalu berkata kepadanya, ‘Apakah engkau mendengar panggilan shalat?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Maka penuhilah panggilan azan tersebut.’ (HR. Muslim, no. 503)

Hal tersebut menunjukkan bahwasanya apapun keadaan kita, selama kita masih mendengar adzan, maka wajib bagi orang yang mendengar adzan tersebut untuk menghadiri sholat berjamaah di masjid.

Panggilan adzan merupakan panggilan yang sangat indah. Yang mana merupakan panggilan menuju kebaikan dan salah satu bentuk dari penerapan tauhid uluhiyah yaitu peribadahan yang ditujukan hanya kepada Allah semata.

Dan kita diperintahkan untuk segera mendatanginya ketika mendengar panggilan adzan. Mendatangi masjid dengan bersegera. Karena kebaikan memang harus disegerakan. Apalagi ini meeupakan panggilan dari Sang Pencipta.

Jikalau misalnya kita dipanggil oleh atasan kita, pasti kita akan segera memenuhi panggilannya. Lebih-lebih yang memanggil kita adalah Allah untuk melaksanakan perintah-Nya. Sudah seharusnya kita segera memenuhi panggilann-Nya tersebut.

Saat memenuhi panggilan Allah di hari kiamat kelak, salah satu hal yang ditanyakan adalah perihal sholat. Dan yang beruntung adalah orang-orang yang bersegera memenuhi panggilan-Nya ketika adzan itu berkumandang.


Mengenai hal ini, Ibnu Mas'ud pernah berkata, "Barangsiapa yang senang kalau menemui Allah Ta'ala besok -pada hari kiamat- dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat fardhu ini di waktu ia dipanggil untuk mendatanginya -yakni jika sudah mendengar adzan-, sebab sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabimu semua beberapa jalan petunjuk dan sesungguhnya shalat-shalat itu adalah termasuk sebagian dari jalan-jalan petunjuk tersebut. Andaikata engkau semua sama shalat dalam rumah-rumahmu sendiri sebagaimana shalatnya orang yang suka meninggalkan jamaah itu, yakni yang shalat dalam rumahnya, sesungguhnya engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, selanjutnya jikalau engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, maka sesungguhnya engkau semua tersesat. Sungguh-sungguh saya telah melihat sendiri bahwa tidak ada seorangpun yang suka meninggalkan shalat-shalat -itu dengan berjamaah- melainkan ia adalah seorang munafik yang dapat dimaklumi kemunafikannya.Sungguh ada pula seorang itu yang didatangkan untuk menghadhiri shalat berjamaah itu, ia disandarkan antara dua orang lelaki sehingga ia ditegakkan di dalam shaf -yakni walau tubuhnya lemah atau kakinya lemah, ia tetap mengikuti shalat berjamaah karena ia mengetahui betapa besar fadhilahnya shalat berjamaah itu-." (Riwayat Muslim)

Maka dari itu, ketika adzan sudah berkumandang, marilah kita segera memenuhi panggilan Allah tersebut. Bersegeralah mengambil air wudhu, lalu segera melangkahlah menuju masjid terdekat. Segeralah penuhi panggilan-Nya.
Selain itu, seorang muadzin juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah siapapun yang mendengar lantunan adzannya akan menjadi saksi baginya di hari kiamat kelak.

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan

”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.”
(HR. Bukhari no. 609)


Selain itu, akan banyak pula yang memintakan ampunan padanya siapapun yang mendengar lantunan adzannya.

Mengenai hal ini, Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang basah atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits ini shahih)


Maka, ketika panggilan adzan berkumandang, marilah kita segera penuhi panggilan itu dengan segera dan bersuka cita. Karena panggilan-Nya adalah panggilan menuju pengampunan dan akan mendekatkan kita pada ridho-Nya serta akan mengantarkan kita pada surga-Nya kelak. Aamiin. (aya/salatiga)

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih