BREAKING NEWS

AL - KHOLIQ - Untuk Apa Kita Diciptakan ? - bag.2

Lalu, apakah Allah menciptakan segala sesuatu itu dengan asal menciptakan saja? Tentu tidak. Segala sesuatu yang Allah ciptakan pasti ada tujuannya. Tak ada penciptaan yang sia-sia. Bahkan sesuatu yang kecil seperti yang saya sebutkan di awal tadi, pasti ada tujuan dan manfaatnya. 

Tentang hal ini, Allah juga berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ


“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minuun [23]: 115).

Setelah kita diciptakan, hidup kita di dunia ini ada tujuannya. Apakah itu? Yaitu beribadah dan menyembah hanya pada Allah. Tak boleh bagi kita untuk beribadah kepada selainnya. Karena hal yang demikian itu termasuk perbuatan syirik yang bisa menjerumuskan kita ke dalam neraka. 

Allah berfirman, 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.  (QS. Adz-Dzaariyat [51]: 56).

Hidup kita di dunia ini adalah sebagai ladang bagi kita untuk menanam perbekalan kita menuju hari di mana semua apa yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan. Tak ada harta benda ataupun kekayaan yang bisa kita bawa ke akhirat kelak, kecuali apa yang kita belanjakan di jalan Allah. 

Ya, begitulah tujuan Allah menciptakan manusia di dunia ini. Namun terkadang, banyak orang yang terlena dengan keindahan dunia, sehingga dia lupa tujuan sebenarnya dia diciptakan. Padahal dahulu Rasulullah pernah memisalkan keadaan seseorang di dunia ini seperti seorang yang asing atau seorang musafir. Tentunya, seorang yang asing atau musafir tak akan singgah lama, melainkan beristirahat sebentar dan menambah perbekalan, lalu melanjutkan perjalanannya kembali. 

Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)

Sebagai seorang mukmin, kita harus meyakini bahwasanya Allah adalah Al Khaliq; Yang Maha Pencipta. Tak ada lagi yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini melainkan Allah. Bahkan orang-orang musyrikin terdahulu, jikalau ditanyakan siapa yang menciptakan alam semesta ini, mereka akan menjawab bahwasanya pencipta-Nya adalah Allah. Begitupun ketika ditanyakan siapa yang mengatur alam semesta ini? Maka mereka akan menjawab bahwa Allah juga lah yang mengaturnya. 

Mengenai hal ini, Allah berfirman,. 
"Katakanlah, "Kepunyaan siapakah bumi dan semua yang ada padanya jika kalian mengetahui?” Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "Maka apakah kalian tidak ingat?” Katakanlah, "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arasy yang besar?” Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "Maka apakah kalian tidak bertakwa?” Katakanlah, "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedangkan Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kalian mengetahui?” Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?” Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. (QS. Al Mu'minun; 84-99) 

Meskipun mereka meyakini hal tersebut yang termasuk rububiyah Allah, namun mereka tidak melaksanakan uluhiyah pada Allah. Yaitu ibadah yang ditujukan hanya kepada Allah semata. 

Hal inilah yang menyebabkan mereka tidak termasuk orang-orang yang beriman. Mereka meyakini bahwasanya Allah yang menciptakan segala sesuatu, namun dalam ibadah, mereka berpaling pada sesembahan yang lain. 

Seorang mukmin haruslah meyakini semuanya jenis tauhid,  mulai dari rububiyah, uluhiyah dan asma wa shifat-Nya. 

Mari kita ajarkan kepada anak-anak kita, bahwasanya Allah adalah Sang Khaliq yang Maha Menciptakan. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan-Nya. Allah yang mengatur serta memberi rizki pada segala sesuatu yang hidup di dunia ini. Maka sudah selayaknya kita menundukkan diri seraya beribadah mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. (ahmad/Jakarta)

Referensi: 

1. Syarh kitab tauhid, Syaikh Shalih Fauzan 
2. Taisiirul Kariimirrohman fi tafsiiri kalaamil mannan, Syaikh Abdurrahman Nashir Assa'di


sebelumnya 

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih