BREAKING NEWS

BERSIHKAN JIWA DAN HARTA DENGAN ZAKATMU

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At. Taubah : 103)

Zakat adalah instrumen agama juga sosial yang menjamin kesejahteraan masyarakat secara nyata. Siapa yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dan ada lebihnya, maka dia wajib berzakat, baik zakat fitrah, harta, pertanian, dan sebagainya. Selanjutnya akan diserahkan kepada para penerima zakat (mustahiq) yang telah dibagi ke dalam beberapa kategori yang lengkap.

Setelah wafatnya nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam , Abu Bakar Rodhiyallahu'anhu tegas memerangi murtadin (orang-orang yang keluar dari agama islam) dan kabilah (suku) yang menolak membayar zakat. Dari Abu Bakar kita belajar bahwa sangat perlu peran kepemimpinan dalam menegakkan kewajiban membayar zakat. Bahwa institusi pemerintah, harus ambil andil yang besar dan tak boleh abai dengan kewajiban yang satu ini bagi masyarakatnya (tentu yang beragama Islam saja).


Yang ku pertanyakan dan tunggu-tunggu adalah, mengapa tak ada dalam pemilu atau pilkada gaung dari para calon menjadikan zakat sebagai salah satu program unggulan dalam menyejahterakan masyarakat?

Zakat itu ibarat kita makan pisang. Begitu analoginya membuka pembicaraan. Ibaratnya pisang, tak ada manusia yang memakan seutuhnya, karena memang bukan seluruhnya buat kita. Kulitnya perlu dikupas terlebih dahulu. Itu bukan untuk kita. Maka kulit pisang bisa dijadikan pupuk untuk tumbuhan atau makanan untuk ternak.


Zakat adalah kewajiban, dengan artian, tidak menunaikan zakat berarti menanggung dosa. Selain sebagai kewajiban kepada Allah, zakat memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap sesama. Menurut riset kecil-kecilan, diantara penyebab tindak kriminal adalah karena kesenjangan ekonomi. Orang kaya lupa dengan yang miskin. Akibatnya, bagi yang miskin, harta orang kaya adalah sasaran.

Disamping sebagai kewajiban kepada Allah, dan bentuk sosial kepada sesama, jumlah zakat yang dikeluarkan itu juga sangat kecil. Agaknya, keterlaluan juga jika dari sekian banyak harta yang Allah beri buat kita, mengeluarkan hanya 2,5% kita juga tak mau.

Jika memang masih tidak mau, serupa analogi buah pisang tadi, kita ibaratnya makan pisang berikut kulitnya. Sakit perut? Ya, bisa jadi harta yang tidak dikeluarkan itu menjadi penyakit. Seperti orang yang maksa mau makan pisang berikut kulitnya. Ini baru analogi pisang, bagaimana jika analoginya durian.

Bicara tentang nasihat, aku melihat diriku tak pantas untuk memberikannya. Sebab, nasihat seperti zakat. Nisab-nya, adalah mengambil nasihat atau pelajaran untuk diri sendiri. Siapa yang tak sampai pada nisab, bagaimana ia akan mengeluarkan zakat? Orang yang tak memiliki cahaya tak mungkin dijadikan alat penerang oleh yang lain. Bagaimana bayangan akan lurus bila kayunya bengkok? Al Ghazali : Menasihati Diri


Dalam Al-Quran Zakat disebut 32 kali, menunjukkan pentingnya zakat dalam Islam. Zakat dan sholat sama pentingnya, dimana sholat adalah habluminallah dan zakat adalah habluminannas. Jadi dalam Islam keseimbangan hubungan vertikal dan horizontal adalah penting.

Zakat ada 2, zakat fitrah dan zakat mal (harta). Zakat fitrah mengembalikan potensi kefitrahan manusia, dan zakat harta membersihkan harta manusia. Zakat bukan sekedar ritual, tapi perlu ada rambu (aturan zakat). Zakat adalah bahasa hati dan perasaan, karena dilakukan dengan melakukan pengorbanan materi.

Fungsi zakat antara lain :

1. Pembersih dan pensuci. Mungkin timbul pertanyaan, jika harta dibersihkan apa berarti harta yang kita  dapatkan tidak bersih ? logikanya adalah karena pekerjaan tidak bisa bersih 100%. Contoh seorang dosen mendapatkan jadwal mengajar 3 jam tetapi ternyata hanya hadir selama 2 jam. Walaupun tidak hadir 100% ternyata dosen tersebut tetap mendapatkan gaji sebesar 100%. Ini kurang bersih sehingga harus dibersihkan

2. Sebagai penyuci jiwa. Dalam zakat, jiwa dibersihkan dari kesombongan, keserakahan, dan keangkuhan.

3. Sebagai sodaqoh, (empati) kepada yg berhak mendapatkan zakat.


Zakat bermanfaat untuk mengembangkan harta secara personal dan komunal. Zakat yg dikelola dengan baik dan produktif dan disalurkan kepada yg berhak akan memberikan keuntungan komunal sehingga Zakat menjadi investasi sosial. Pemberian zakat yg diberikan kepada yang berhak akan membantu meningkatkan kesejahteraan mustahik sehingga dapet meningkatkan status mustahik menjadi muzakki sehingga timbul muzakki-muzakki baru. Hal ini menghasilkan multiplier effect  yang akan mengembangkan perekonomian secara keseluruhan

Semoga dengan Zakat kita bisa membersihkan diri dan menjadi manusia yang tidak hanya meningkatkan kesholehan individu namun juga meningkatkan kesholehan sosial, Aamiin.(mih/serang)

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih