Selain itu, Allah jugalah yang mengetahui dan
menguasai hal-hal ghoib. Tiada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah. Bahkan
Allah juga menyebutkan bahwasanya jika ada sehelai daun yang jatuh, sebutir
biji yang tertanam di dalam tanah, kecuali Allah mengetahui tentangnya.
Mengenai hal ini, Allah berfirman di dalam
ayat yang lain,
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ، وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)." (QS. Al-An’am: 59)
Syaikh Abdurrahman Nashir Assa'di mengatakan
dalam tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini.
"Ayat ini termasuk ayat yang paling agung
yang menerangkan lebih jelas tentang ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu;
secara garis besar maupun terperinci."
(Taisiirul Kariimirrohman fi tafsiiri kalaamil
mannan, Syaikh Abdurrahman Nashir Assa'di)
Dari sini kita bisa mengetahui bahwasanya
Allah mengetahui segala sesuatu, bahkan sampai hal-hal yang terperinci. Bahkan
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati kita sekalipun.
Di dalam ayat yang lain Allah berfirman,
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala
sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Al-An’am: 101)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin
rahimahullah saat menjelaskan ayat, “Dia mengetahui segala sesuatu”, beliau
mengatakan
"ini termasuk bentuk umum yang tidak ada
pengecualian selamanya. Keumuman (ilmu Allâh) ini mencakup (ilmu
terhadap) perbuatan-Nya, perbuatan para hamba-Nya, baik secara global
maupun rinci. Allâh Azza wa Jalla mengetahui apa yang sedang terjadi dan
apa yang akan terjadi. Ilmu Allâh Subhanahu wa Ta’ala mencakup sesuatu yang
wajib ada, sesuatu yang mungkin ada, dan sesuatu yang mustahil ada. Sehingga
ilmu Allâh luas, mencakup, dan meliputi segala sesuatu tanpa
kecuali"
(Syarh Aqidah Washiyiyah, Syaikh Muhammad bin
Shalih Al Utsaimin)
- BACA : HADITS (5) : JANGAN TAKUT UNTUK MENGATAKAN YANG HAQ
- BACA : Jangan Umbar Aurat Kalian Wahai Muslimah. Bag. 1
- BACA : AR-ROOZIQ - Bag.1 - Allah Sebaik Baik Pemberi Rezeki
- BACA : AL - KHOLIQ - UNTUK APA KITA DICIPTAKAN ? - BAG.2
- BACA : AL-'ALIIM - Bag.1 - Bisakah Kita Bersembunyi Dari-NYA ?
Setelah mengetahui bahwasanya Allah tahu apa
yang kita kerjakan meskipun kita mengerjakannya di tempat yang sepi, serta
Allah juga mengetahui apa yang ada di dalam hati kita, niat yang belum terucap
dan lain sebagainya, sudah semestinya kita merasa diawasi oleh Allah.
Sehingga kita akan takut untuk berbuat maksiat
pada-Nya. Ketika kita merasa diawasi oleh Allah, maka kita akan lebih
berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu. Terutama kita akan merasa malu
pada Allah jika melakukan hal-hal buruk dan merupakan salah satu bentuk
kemaksiatan pada-Nya.
Karena semua dari kita juga sebenarnya tahu,
bahwa ada dua malaikat yang Allah utus di kiri dan kanan kita untuk menulis apa
saja yang kita kerjakan. Perbuatan yang baik maupun yang buruk, tak ada yang
akan luput satupun.
Marilah kita berbuat baik sebanyak-banyaknya
dan berusaha dengan sekuat tenaga menahan diri dari berbuat buruk. Karena
sesungguhnya Allah Maha Melihat atas segala sesuatu yang kita kerjakan.
Oleh: Ahmad Yusuf Abdurrohman
(Mahasiswa LIPIA Jakarta)
Referensi:
1. Syarh kitab tauhid, Syaikh Shalih Fauzan.
2. Taisiirul Kariimirrohman fi tafsiiri
kalaamil mannan, Syaikh Abdurrahman Nashir Assa'di.
3. Syarh Aqidah Washiyiyah,
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Posting Komentar