BREAKING NEWS

SECERCAH KETELADANAN IBUNDA AISYAH Radhiallahu ‘anha

SECERCAH KETELADANAN IBUNDA AISYAH radhiallahu ‘anha

Belakangan ini jagat maya dihebohkan dengan sesosok Wanita Shalihah yang namanya tidak asing lagi bagi Umat Islam, begitu banyak bayi perempuan yang lahir dan dimuliakan dengan nama indah ini, dengan harapan si bayi tumbuh menjadi wanita shalihah yang meneladani kemulian akhlak Sang Ibunda.
Aisyah.. itulah nama Ibunda kita, Ibunda semua pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah Azza wa Jalla berfirman:

“ٱلنَّبِيُّ أَوۡلَىٰ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡ أَنفُسِهِمۡۖ وَأَزۡوَٰجُهُۥٓ أُمَّهَٰتُهُمۡۗ”

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka”.-Surat Al-Ahzab, Ayat 6


Tidak kurang dari 2210 Hadits diriwayatkan oleh Ibunda kita dari Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, hal ini menobatkannya sebagai Wanita dan Istri Nabi yang paling banyak meriwayatkan Hadits.


Ilmu Agama, Akhlak Mulia, dan sosok Wanita pelita hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghiasi lembaran-lembaran sejarah beliau radhiallahu ‘anha, dari tulisan singkat ini kita ingin belajar dari secercah akhlak dan perhatian beliau yang begitu besar dalam penegakan Amar Makruf Nahi Mungkar, mari kita belajar dari kisah berikut:

Hafshah binti Abdurrahman pernah mendatangi bibinya Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha, dalam kunjungan itu Hafshah mengenakan khimar (kerudung) yang tipis, melihat itu Aisyah radhiallahu ‘anha merobek khimarnya, menasehati dan memakaikannya khimar yang lebih tebal.

Imam Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari ‘Alqamah bin Abi ‘Alqamah dari Ibunya berkata : 

“Aku melihat Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar radhiallahu ‘anhuma mengenakan khimar yang tipis dan transparan, Aisyah radhiallahu anha pun merobeknya dan berkata: “tidakkah kamu mengetahui apa yang Allah turunkan dalam surah An-Nur”, kemudian beliau meminta kerudung baru dan memakaikannya.
(At-Thabaqat Al-Kubro: 8/72)


Dalam riwayat yang lain: 
“Aisyah radhiallahu ‘anha pun merobeknya dan memakaikannya khimar yang tebal”.
(Al-Muwaththa’, Kitab Al-Libas: 2/913)


Ada beberapa pelajaran penting yang terdapat dalam kisah ini terkait kewajiban beramar Makruf Nahi Mungkar:

1. Beliau radhiallahu ‘anha menggunakan metode mencegah dan menegur langsung dengan menggunakan kedua tangan, karena beliau mampu melakukannya dan ini merupakan tingkatan tertinggi dalam ingkarul mungkar, apalagi ketika yang ditegur adalah keluarga dekat.

2. Menggunakan dalil Al-Qur’an untuk menunjukkan kesalahan yang dilakukan.

3. Langsung memberikan solusi sesuai anjuran Syariat yang benar, dengan memakaikan kerudung yang lebih tebal.

4. Terkadang Teguran keras dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa apa yang dilakukan adalah kesalahan besar yang tidak pantas dilakukan.

Semoga kita meneladani Sang Ibunda radhiallahu ‘anha dalam menegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar khususnya di tengah keluarga kita.

Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa sallam
Wallahu A’laa wa A’lam

oleh : Imran Bukhari Ibrahim, Lc, M.H.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih