BREAKING NEWS

KETIKA ORANG TUA BELUM BISA BACA AL QURAN


KETIKA ORANG TUA BELUM BISA BACA AL QURAN??!!

Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang sangat mulia, cukuplah menjadi bukti kemuliaannya ketika Allah Azza wa Jalla menyandingkannya dengan kewajiban Tauhid yang merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا


Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. -Q.S. Al-Isra': 23


Jangan ditanya hadits-hadist yang menyebutkan tentang keutamaannya, cukuplah 9 bulan yang dilalui dengan susah payah oleh ibu kita menjadi motivasi untuk berbakti kepadanya atas jasa yang tidak berbalas itu.

Dalam lembar sejarah begitu banyak kisah yang tertorehkan tentang bakti kepada kedua orang tua, sebut saja Uwais Al-Qorni rahimahullah yang kisah baktinya sering menghiasi mimbar-mimbar masjid, tidak ketinggalan tulisan-tulisan ulama yang menceritakan kisah nyata bakti para salafusshalih yang sangat menggugah dan mengundang decak kagum para pembacanya.

Berikut ini kisah yang dialami dan diceritakan langsung oleh seorang da’i bernama Syekh Khalid Zarban hafizhahullah, beliau menuliskannya dalam sebuah pesan pada tanggal 10 Ramadhan 1441 H, jam 2:19. 

Beliau bertutur:
“Kisah mencengangkan yang aku alami berulang-ulang setiap bulan Ramadhan!
Salah seorang Istriku memiliki ibu yang tidak bisa membaca dan menulis, semenjak aku menikahinya setiap bulan ramadhan dia selalu menelpon ibunya menjelang jam 12 malam, melalui telpon itu istriku membacakan Al-Quran per-kata dan ibunya mengulangi kata demi kata yang dibacakan oleh anaknya itu; sampai khatam satu juz yang memakan waktu sekitar satu jam setengah, dan demikianlah keadaannya, sehingga sang ibu mendo’akan anaknya dengan do’a-do’a kebaikan yang penuh berkah, tidaklah anda mendengarkan do’a-do’a tersebut kecuali anda berharap ada didalamnya, kejadian ini berulang setiap malamnya hingga penghujung malam bulan ramadhan dimana istriku dan ibunya mengkhatamkan Al-Quran penuh, tak perlu aku ceritakan tentang tangis mereka, tentang perasaan yang dipenuhi kebahagiaan itu, seakaan dunia ini tak sanggup menampungnya, terbayangkan makna firman Allah Ta’ala sedang terjadi dihadapan anda:

قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ


Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” -Q.S. Yunus: 58


Demi Allah dengan itulah mereka bergembira

Dan setiap ramadhan pemandangan ini berulang dihadapanku, demi Allah kekagumanku tidak pernah hilang betapa sabarnya istriku, dia berusaha untuk bersabar, tekun, dan berbakti kepada ibunya.. dan aku bertanya-tanya apa rahasia dibalik taufik dan baktinya itu?!”

Demikian kisah ini dinukilkan oleh Umar bin Ibrahim AlMuhaimid dikota Al Bushr, provinsi Al Qasim, Saudi Arabia.

semoga kisah ini memberikan inspirasi bagi kita khususnya dibulan suci nan mulia ini, ramadhan adalah bulan Al-Quran, sebuah kebahagian besar bagi seorang muslim ketika mampu mengkhatamkan Al-Quran dibulan ini, apa yang dilakukan oleh Istri Shalihah dalam kisah ini adalah ide yang patut kita coba untuk orang tua kita yang sampai saat ini belum mampu membaca Al-Quran.

Semoga bermanfaat,

Oleh : Imran Bukhari Ibrahim, Lc., M.H

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih