BREAKING NEWS

Pentingnya Menjaga Lisan Demi Kehormatan


Pentingnya Menjaga Lisan Demi Iman dan Akhlaq

Lisan merupakan bagian tubuh yang tak bertulang dan paling elastis sehingga dengan mudah bisa berkata apapun. Lisan, dapat membawa diri menjadi pribadi yang baik namun seketika juga dapat membawa diri pada malapetaka. Lisan yang tidak dijaga dengan baik dapat melukai perasaan banyak orang.

Bahkan lisan menjadi salah satu perumpamaan dalam bahasa jawa yaitu “Aji ning raga saka busana, aji ning diri ono ing lathi”.

Artinya, harga diri dan kehormatan seseorang terlihat dari caranya bertutur kata. Seseorang yang bijak bukanlah seseorang yang ditempa dengan berbagai pelatihan khusus. Namun seseorang yang bijak adalah seseorang dengan pribadi yang selalu berhati-hati dalam berkata.

Pentingnya Menjaga Lisan Demi Kehormatan

Tidak sedikit seseorang yang mudah berkata kotor. Ucapan yang terlontar dari mulutnya seolah-olah dapat diumpakan sebagai tabiat dan identitasnya. Tidak sulit baginya memaki dan mencaci bahkan berkomentar di berbagai sosial media dengan kata-kata buruk, apalagi jika sedang berselisih paham. Ashtaghfirullah.

Padahal, Allah sama sekali tidak menyukai perkataan yang kotor dan kasar apalagi sampai menyakiti hati orang sekitar.

Allah Ta’ala juga berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ [4]: 148 :

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya (dizalimi). Allah itu Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.  

Setiap ucapan dan perbuatan yang dilakukan manusia akan dicatat oleh malaikat baik buruknya. Perkataan yang diucapkan inilah yang akan dituntut pertanggungjawabannya nanti diakhirat.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Qaaf [50]: 18

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.

Firman Allah tersebut menjelaskan bahwa perkataan buruk manusia yang dicatat oleh malaikat pengawas dapat menjerumuskannya ke dalam lembah hitam dan nereka.

Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah Shalallahu'alaihiwasallam bersabda :

سلامة الإنسان في حفظ اللسان

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan”

Sebagai kaum muslim yang baik hendaknya pandai dalam menyaring apa yang akan dikatakan sebelum berbicara. Perhatikan apakah perkataan tersebut bermanfaat atau tidak. Berbicara yang baik berarti membicarakan hal yang benar dan bermanfaat. Sedangkan kata-kata yang mengandung toxic, kasar dan kotor hendaknya tidak diucapkan.

Dalam Hadits Riwayat At Tirmidzi nomor 2002, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

"Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar”.

Jika seseorang ingin berakhlak mulia, maka sudah sepatutnya untuk menjaga lisannya. Hal ini dikarenakan perkataan yang keluar dari mulut umumnya menggambarkan isi hati. Jika hal ini benar, maka standar untuk menilai baik buruknya akhlaq seseorang adalah melalui lisannya.

Dalam hadist riwayat Ahmad, Rasulullah Shalallahu'alaihiwasallam bersabda :

عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمردينك

"Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu."

Hadist tersebut menjelaskan bahwa jika seseorang beriman kepada Allah, hendaknya ia selalu berkata baik, namun jika ia tidak mampu berkata baik, akan lebih baik jika ia diam. (Sakinah/Sidoarjo)

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih