Anak yatim adalah defisini dari seorang anak tanpa ayah dan ibu. Anak yatim merupakan golongan yang dimuliakan oleh Allah, bahkan Rasulullah sendiri sangat mencintainya. Oleh sebab itu, islam mengajarkan untuk senantiasa berbuat baik kepada anak yatim. Islam juga menganjurkan untuk senantiasa memelihara dan menyantuni anak yatim. Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Ibnu Majah:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
أَبِي أَيُّوبَ عَنْ يَحْيَى بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي عَتَّابٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
خَيْرُ بَيْتٍ فِي الْمُسْلِمِينَ بَيْتٌ فِيهِ يَتِيمٌ يُحْسَنُ إِلَيْهِ وَشَرُّ
بَيْتٍ فِي الْمُسْلِمِينَ بَيْتٌ فِيهِ يَتِيمٌ يُسَاءُ إِلَيْهِ
“Sebaik-baik
rumah kaum muslimin adalah rumah yang terdapat didalamnya anak yatim yang
diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruknya rumah adalah yang
didalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.”
Hukum
Memakan Harta Anak Yatim
Orang yang sengaja menghardik,
berkata kasar, membentak dan dengan keras menolak untuk memberikan hak anak
yatim sehingga aak tersebut sedih dan mengangis maka hukumnya ialah dosa.
Bahkan Allah mengkategorikan mereka sebagai orang-orang yang mendustakan agama.
Dalam surat Al-Ma’un ayat 1-2, Allah
berfirman:
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ
بِالدِّيْنِ, فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ
"Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama? Maka mereka itulah orang yang menghardik anak yatim.”
Seorang muslim dilarang untuk
mendekati harta anak yatim kecuali untuk tujuan yang baik dan bermanfaat bagi
anak tersebut. Misalnya untuk kebutuhan pendidikan, keperluan sehari-hari dan
lain sebagainya.
Akan tetapi, hal ini boleh dilakukan
sampai anak yatim baligh atau sudah dewasa. Hal ini sesuai dengan firman Allah
pada surat An-Nisa ayat 2:
وَآتُوا الْيَتَامَىٰ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا
"Berikanlah kepada anak-anak
yatim (yang sudah balig) harta mereka. Jangan kalian menukar yang baik dengan
yang buruk dan jangan kalian makan harta mereka bersama-sama harta kalian!
Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa
besar."
Seorang muslim yang dengan sengaja
memakan harta anak yatim akan diberikan azab yang keji kelak di hari
kebangkitan. Hal ini sesuai dengab surat Annisa ayat 10:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).”
Berdasarkan hadist tersenut, tidak
heran jika memakan harta anak yatim termasuk dalam tujuh dosa benar yang bisa
membuat binasa. Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Al-Bukhâri, nomor 3456,
dan Muslim nomor 2669:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا
السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ
بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا
بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ
الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
"Dari Abu Hurairah, dari Nabi,
beliau bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para
sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alahi wa
sallam menjawab, “Syirik kepada Allâh; sihir; membunuh jiwa yang Allâh haramkan
kecuali dengan haq; memakan riba; memakan harta anak yatim; berpaling dari
perang yang berkecamuk; menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang
menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”.
Keutamaan
Memelihara dan Menyantuni Anak Yatim
Memberi makan dan menolong berbagai
perkara anak yatim merupakan ibadah yang juga akan mendatangkan pertolong
Allah. Bahkan menolong anak yatim merupakan kewajiban yang secara tegas
diperintahkan oleh Allah dan Rasul. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Imam
Muslim:
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
“Orang yang menanggung (mengasuh)
anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di
surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.”
Memelihara dan menyantuni anak yatim
juga merupakan investasi yang baik di akhirat nantinya. Menyantuni anak yatim
merupakan salah satu bentuk kepeduliah sosial dan bentuk ibadah dalam amar
ma’ruf nahi munkar.
Sebagai seorang muslim yang beriman
dan takut kepada Allah, janganlah memakan harta anak yatim yang bukan hak kita.
Sebaliknya, islam menganjurkan untuk menyayangi, mengasihi dan melindungi anak
yatim. (Sakinah-Sidoarjo)
Posting Komentar