BREAKING NEWS

HATI-HATI WAHAI MUSLIM, INILAH KONSEKUENSI KETIKA KITA MENGUCAP "SELAMAT NATAL"

 

Bulan desember tinggal setengah jalan dan tahun 2020 akan segera berakhir dan berganti menjadi tahun yang baru. Selain itu, di akhir bulan Desember terdapat perayaan hari raya bagi umat nasrani, yaitu hari natal. Sama seperti hari raya lainnya, natal juga memiliki ucapan spesial dalam perayaannya yang berbunyi “Merry Christmas” atau selamat natal. Namun sayangnya, ucapan “selamat natal” sampai saat ini masih menuai perdebatan di kalangan masyarakat, khususnya umat muslim. Mengapa hal ini bia terjadi? 

Fakta terkait ucapan selamat natal memang benar menjadi polemik yang tak kunjung usai bagi para umat muslim yang mengucapkannya. Sebagian ulama ada yang memperbolehkan untuk mengucapkan selamat natal kepada rekannya yang memang merayakan natal. Hal tersebut dilakukan semata–mata hanya untuk menghormati dan menghargai hubungan kekerabatan yang dimiliki. Namun, sebagian menyatakan iya, sebagiannya juga menyatakan tidak boleh memberikan ucapan natal karena itu merupakan bagian dari keyakinan agamanya. Lalu, bagaimana seorang muslim harusnya bersikap?

Di antara kaum muslimin, ada yang berpendapat nyeleneh sebagaimana pendapatnya orang-orang kafir. Dengan alasan toleransi dalam beragama!? Toleransi beragama bukanlah seperti kesabaran yang tidak ada batasnya. Namun toleransi beragama dijunjung tinggi oleh syari’at, asal di dalamnya tidak terdapat penyelisihan syari’at. Bentuk toleransi bisa juga bentuknya adalah membiarkan saja mereka berhari raya tanpa turut serta dalam acara mereka, termasuk tidak perlu ada ucapan selamat.

Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang kafir. Bahkan seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang kafir, selama orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman,

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Namun hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menggeneralisir sikap baik yang harus dilakukan oleh seorang muslim kepada orang-orang kafir. Sebagian orang menganggap bahwa mengucapkan ucapan selamat hari natal adalah suatu bentuk perbuatan baik kepada orang-orang nashrani. Namun patut dibedakan antara berbuat baik (ihsan) kepada orang kafir dengan bersikap loyal (wala) kepada orang kafir.

ALASAN DILARANGNYA MENGUCAP SELAMAT NATAL 

1. Nabi Muhammad Shallalahu'alaihiwasallam melarang umat muslim untuk mendahului ucapan salam.

Hal ini didasari oleh sebuah hadist  : 

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

“janganlah kalian mendahului kaum Yahudi dan Nashara dalam mengucapkan salam,” (HR Muslim). 

Ucapan salam yang dimaksud dalam isi hadist tersebut mencakup ucapan selamat natal kepada umat kristiani. 

2. Bukan bagian perayaan hari raya umat muslim. 

Hal tersebut disebutkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dalam HR Ahmad, sahih, yang berbunyi:

“Saat ke Madinah, Rasulullah menemukan penduduk disana memiliki dua hari raya yang diisi dengan bersenang – senang pada masa jahiliyah. Maka dari itu, Rasulullah berkata, akan mengganti kedua hari tersebut dengan hari yang lebih baik yakni Idul Fitri dan Idul Adha,”

3. Muslim diperintahkan untuk menjauhi dan mengingkari sesembahan orang kafir

Umat muslim dilarang mengucapkan selamat natal ini bersumber dari firman Allah SWT dalam surat Al–Mumtahanah ayat 04 yang artinya  :

"Sesungguhnya ada suri tauladan yang baik bagi kamu kepada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka mengatakan kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dibandingkan kamu dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkari kekafiranmu, serta telah nyata antara kami dan kamu permusuhan selama – lamanya sampai kamu beriman pada Allah SWT saja,”

Maksud dari ayat 04 surat Al–Mumtahanah tersebut adalah umat muslim sudah diperintahkan untuk mengingkari atau menjauhi sesembahan orang kafir. Hal ini mencakup ucapan selamat natal, yang mana bisa menumbuhkan rasa cinta dan mendekatkan diri pada keyakinan tersebut. 

Ketika seorang yang muslim mengucapkan selamat natal kepada seorang nashrani. Seakan-akan orang yang mengucapkannya, menyematkan kalimat setuju akan kekufuran mereka. Karena mereka menganggap bahwa hari natal adalah hari kelahiran tuhan mereka, yaitu Nabi ‘Isa ‘alaihish shalatu wa sallam. Dan mereka menganggap bahwa Nabi ‘Isa adalah tuhan mereka. Bukankah hal ini adalah kekufuran yang sangat jelas dan nyata?

Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6)


TIGA KONSEKUENSI KETIKA SESEORANG EMNGUCAP SELAMAT NATAL

Selain hal–hal yang telah disebutkan diatas, ada juga beberapa konsekuensi yang harus diketahui jika umat muslim mengucapkan selamat natal. Terdapat tiga konsekuensi pengucapan selamat natal oleh umat muslim. 

1. Konsekuensi yang pertama ialah meyakini bahwasannya Tuhan memiliki anak, 

padahal hal ini telah dijelaskan dalam surat Al–Ikhlas ayat 03. Surat tersebut berbunyi: 

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Artinya “Dia tidak beranak serta tak diperanakan.”

2. Konsekuensi nomor dua, yakni meyakini bahwasannya Tuhan yang mereka sembah yakni Nabi Isa AS lahir pada tanggal 25 Desember. 

Padahal nyatanya, Nabi Isa ‘alaihisallam lahir pada bulan Juli di musim panas. Hal ini didasari oleh dalil yang berbunyi: 

“Goncangkanlah pangkal kurma, maka akan gugur buah kurma dari atas.”

Dimana, buah kurma tersebut gugur pada bulan Juli. Sementara itu, untuk konsekuensi yang terakhir adalah meyakini bahwasannya Nabi Isa ‘alaihisallam mati atau meninggal di palang salib. 

3. Ketiga konsekuensi tersebut tentunya menunjukkan bahwa ucapan selamat natal bertentangan dengan akidah dalam agama islam. 

Selain itu, ucapan selamat natal yang diucapkan oleh umat muslim juga menunjukkan adanya kekufuran. seperti yang sudah dijelaskan dalam surat Al-Mumtahanah tadi.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita menghindari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah. Salah satunya ialah mengucapkan “Selamat Natal” kepada umat nasrani. 

Meskipun ucapan selamat hanyalah sebuah ucapan yang ringan, namun menjadi masalah yang berat dalam hal aqidah. Terlebih lagi, jika ada di antara kaum muslimin yang membantu perayaan natal. Misalnya dengan membantu menyebarkan ucapan selamat hari natal, boleh jadi berupa spanduk, baliho, atau yang lebih parah lagi memakai pakaian khas acara natal.

Allah Ta’ala telah berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2).

Semoga kita dilindungi Allah Ta'ala dari hal-hal yang dapat menggoyahkan aqidah kita, aamiin.

Barokallahu fiikum. (Sakinah-Sidoarjo)




Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 nasehatku.com. Designed by Nasehat Taujih